Ruang Kuliner dan Kelas Sosial di Jakarta

Authors

  • Ade Ariyani Sari Fajarwati Universitas Indonesia
  • Fabianus H. Koesoemadinata Universitas Indonesia
  • Sonya Indriati Sondakh Universitas Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.52969/urban.v2i1.18

Keywords:

Ruang kuliner, Bourdieu, distinction, kelas sosial

Abstract

Sebagai kota metropolitan, Jakarta menyediakan banyak jenis ruang – dalam berbagai arti – kepada penduduknya. Ruang yang didiskusikan dalam tulisan ini adalah ruang kuliner di urban Jakarta. Makanan bukan hanya kebutuhan, tetapi juga menyampaikan pesan simbolis. Dengan demikian, melalui ruang tempat makan sebagai ruang publik dapat diungkap berbagai hal terkait kelas sosial pengunjungnya. Dengan melihat tiga jenis tempat makan: Plataran Dharmawangsa, Waroeng Solo, Warung Mbak Yati yang dianggap mewakili kelas sosial atas, menengah, dan bawah, penelitian kecil ini akan mencoba mengungkap relasi tempat makan dan kelas sosial dalam masyarakat Jakarta. Analisis menggunakan pemikiran Bourdieu tentang distingsi (distinction), arena, dan kapital sementara konsep ruang didasarkan kepada Lefebvre yang dispesifikkan oleh Low dan Smith. Penelitian kecil ini mengungkap bahwa pemikiran Bourdieu menjelaskan beberapa hal tentang ruang kuliner dan kelas sosial di urban Jakarta.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

  • Ade Ariyani Sari Fajarwati, Universitas Indonesia

    Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

  • Fabianus H. Koesoemadinata, Universitas Indonesia

    Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

  • Sonya Indriati Sondakh, Universitas Indonesia

    Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

References

Alkatiri, Z., & Fabianus, H. K. “Kebersamaan di Ruang Publik pada Pawai Perayaan Gotong Toa Pe Kong Masyarakat Majemuk di Slawi Pasca Orde Baru 2010”, Jurnal Antropologi Indonesia, vol. 2, no. 2, hlm. 43-58, 2012.

Fajarwati, Ade. “Pemanfaatan Omah sebagai Ruang Komersial di Jakarta: antara Identitas dan Gaya Hidup Studi Kasus Restoran Warung Solo, Jeruk Purut, Jakarta Selatan”. Tesis. Institut Kesenian Jakarta, 2014.

Haryatmoko. Membongkar Rezim Kepastian Pemikiran Kritis Post-Strukturalis. Penerbit Kanisius, 2016.

Ku, Agnes S. “Revisiting the Notion of “Public” in Habermas’s Theory-Toward a Theory of Politics of Public Credibility “. Sociological Theory, vol. 18, hlm. 216-240, Juli 2000.

Kusno, Abidin. Ruang publik, identitas, dan memori kolektif: Jakarta pasca- Soeharto. Penerbit Ombak, 2008.

Low, Setha. “Spatializing Culture: An Engaged Anthropological Approach to Space and Place”. The People, Place, and Space Reading, diedit oleh Jen Jack Gieseking dan William Mangold. Routledge, 2014.

Sondakh, Sonya. “Negosiasi dan Redefinisi Identitas Ke-Minahasa-an” di Restoran Manado di Jakarta”. Tesis. Institut Kesenian Jakarta, 2013.

Warde, Alan dan Martens, Lydia. Eating Out: Social Differentiation, Consumption and Pleasure. Cambridge University Press, 2000.

Downloads

Published

05-04-2018

How to Cite

Fajarwati, A. A. S., Koesoemadinata, F. H., & Sondakh, S. I. (2018). Ruang Kuliner dan Kelas Sosial di Jakarta. Urban: Jurnal Seni Urban Dan Industri Budaya, 2(1), 65-78. https://doi.org/10.52969/urban.v2i1.18
Abstract Views: 5
File Views: 2